Mereka menghadang kita, mereka
menerkam kita, mereka merenggut kebebasan kita menggunakan jalanan, dan mereka
bangga.
Aksi premanisme jalanan yang
belakangan ini membuat kita resah dan kadang tidak nyaman menikmati perjalanan,
semakin menjadi-jadi dan mereka semakin bangga dengan apa yang merugikan orang
lain . Di Indonesia geng motor sudah ada sejak jaman belanda (sejak tahun 1915) , termasuk geng sepeda
pada zamannya. Akan tetapi saat ini club motor atau geng motor menjadi sebuah
sebutan yang buruk dimata rakyat yang normal, dan menjadi sebuah sebutan krenn bagi rakyat yang hidupnya amburadul (
kayak aku). Menurut saya keadaan seperti ini diakibatkan oleh ketidak mampuan
berpikir positif rakyat amburadul tadi. Maksud saya keadaan rakyat amburadul
adalah orang-orang yang tidak mau ketinggalan zaman, dan melakukan apa saja
alsalkan senang dan dibanggakan dikalangannya. Rakyat seperti ini lebih banyak
kita temui dikalangan remaja, dan terdapat juga dikalangan dewasa yaitu
orang-orang yang suka mabuk-mabukan (narkobaan).
Karna mendengar HELLS ANGLES bisa
terkenal didunia hanya dengan naik motor rame-rame kesana kemari, maka
orang-orang amburadul tadi ikut-ikutan membuat kelompok kecil-kecilan dan pergi
keliling kota tanpa tujuan yang jelas. Tanpa mereka sadari, mereka telah
menggangu orang yang sedang nunggu angkot misalnya, mengganggu pengendara
sepeda motor lainnya, dan juga menggoresin mobil yang berada disisi mereka saat
dijalanan.
Setelah mereka berbuat demikian
tanpa perlawanan dari pengendara lainnya (karna jumlahnya banyak) atau juga
tanpa dihukum polisi, maka rekan-rekan dari orang-orang ini mendengar kalau
mereka bebas melakukan apa-apa dan makin terkenal asalkan jadi geng motor,
so... rekan-rekannya tadi membuat aksi yang lebih sadis untuk mencari perhatian
publik yang lebih banyak.
Berlanjut waktu demi waktu, geng
demi geng terbentuk, makin banyak korban jiwa, makin banyak kerugian.
Kenapa jadi demikian? Tentu jadi
tanda tanya besar bagi kita semua. Apakah karena mereka salah arti dengan
prinsip HELLS ANGLES yang berisi "when we do right nobody remember, when we do
wrong, nobody forget”? Apakah mereka berpikir kalau arti dari kalimat itu kita
harus berbuat salah supaya diingat orang?
Kalau menurut saya makna dari
kalimat itu bukan jadi demikian. Atau
coba anda baca kembali dan artikan didalam pikiran anda yang masih sadar,
sepertinya makna dalam kalimat itu kita diajak untuk tidak bertindak salah,
karena orang akan selalu mengingat kesalahan yang kita buat.
Ssaya bukan sok hebat bahasa
inggris, saya ini sebenarnya paling malas belajar bahasa inggris, bahkan saya
mengartikan tulisan itu dengan bantuan Om Google. Hehehe...
So... kira-kira apa yang harus
kita perbuat untuk mengatasi hal ini? Menurut saya tindakan POLISI dan aparat
Hukum lainnya sudah bagus, Sudah hebat.
Saya buat tulisan ini bukan untuk mengajari mengatasi masalah ini, hanya
mencoba menyampaikan ide yang ada dikepalaku saja kepada anda semua, apakah
saya mampu berpikir sedikit untuk mengatasi masalah.
Menurut saya, inti dari tulisan
ini adalah saya berpesan kepada semua yang membaca tulisan ini supaya kita
menyebut "geng motor” menjadi "kumpulan orang
tolol” atau "orang-orang yang baru punya motor”. Hanya lelucon mungkin
menurut anda ya?
Saya yakin ini akan ampuh untuk
mengurangi perkembangan mereka. Mungkin anda masih bingung kenapa harus
menghapuskan sebutan "geng motor” ? ya,
saya akan coba jelaskan sesuai dengan yang saya alami.
Remaja 1 : "Dengar semua
kawan-kawan, aku sudah naik jabatan, aku ga mau lagi jadi preman disekolah
ini,”
Remaja 2 : "Mau jadi apa kau
sekarang? Mau jadi POLISI? Hahahahhaaa”
Remaja 1 : "Bukan, aku sudah
menjadi geng motor, skarang ini orang kan ga takut lagi sama preman... skarang
orang takutnya sama geng motor...”
Remaja 3 : "Yoi bro.. ngapain
kita jadi preman, dah ga jaman bro.. skarang yang ditakutikan geng motor”
Masih kurang jelaskan
saudara-saudariku se-tanah air ku?
Coba kita kaji sedikit mengenai
ucapan tadi, seolah-olah mereka mengagung-agungkan sebutan "geng motor” tanpa
mengetahui artinya yang sesungguhnya. Mereka menganggap "geng motor” sudah jadi
yang lebih mantap atau lebih krenn.
Coba kalau misalnya Polisi
menangkap mereka, trus Polisi atau wartawan mengumumkan di berita seperti ini :
" Kelompok remaja yang baru punya motor
telah ditangkap akibat ulahnya yang meresahkan masyarakat”
Atau :
"Kumpulan orang tolol yang punya
motor akan ditangkap akibat ulahnya yang meresahkan warga”
Adakah orang amburadul tadi masih mau
mengikuti nya????????
Apa respon mereka?????????
Apakah mereka masih punya
kebanggaan tersendiri untuk melakukan ugal-ugalan atau aksi brutalnya?
Saya kira kita semua sudah
mengerti maksud saya, karena kebetulan jariku sudah pegal buat ngetik...
hehehe...
So, ayo kita perangi bersama.... Hapus "geng motor” dari pikiran anda, dan
datangkan "orang tolol yg punya motor”....
|